Jumat, 18 Januari 2013

SITUS GIRI KEDATON GRESIK KOTA WALI



Situs Giri Kedaton berada di puncak sebuah bukit pada ketinggian 200 mdpl yang berada di Dusun Kedaton, Desa Sidomukti, Kecamatan Kebomas, Gresik. Tidak ada papan petunjuk menuju ke Situs Giri Kedaton ini, baik pada belokan dari Jalan Sunan Gresik (GPS -7.17129, 112.63456), maupun di tepi jalan di dasar undakan pada (GPS -7.17307, 112.63407).
Pada saat saya berkunjung beberapa bulan lalu, di seberang dasar undakan (GPS -7.17336, 112.63409) terdapat sebuah ruang terbuka milik penduduk yang bisa digunakan untuk parkir 2 buah kendaraan roda empat. Jalan di sini memang sempit, sehingga jika kendaraan parkir di pinggir jalan maka separuh badan jalan akan habis tersita.
Situs Giri Kedaton
Undakan menuju ke Situs Giri Kedaton dilihat dari atas bukit. Undakan yang cukup tinggi ini kondisinya masih cukup baik untuk dilalui. Di sebelah kiri kanan undakan adalah rumah-rumah penduduk yang padat, menyisakan ruang kosong sedikit di bagian puncak bukit.
Situs Giri Kedaton
Situs Giri Kedaton dengan reruntuhan bangunan Giri Kedaton di bagian tengah, sebuah papan yang ditempel foto Situs Giri Kedaton di satu sisi dan dibaliknya ditempel kertas yang berisi kisah Giri Kedaton, serta sebuah bangunan baru di puncak bukit.
Adalah Babad Gresik yang menyebutkan bahwa pada 1408 Saka (1486M) Raden Paku mendirikan bangunan bertingkat tujuh di atas sebuah bukit yang kemudian dikenal sebagai Giri Kedaton.
Sejak saat itulah Raden Paku bergelar Sunan Giri atau Rajah Bukit. Pada 1409 Saka (1487M) Sunan Giri diangkat menjadi Nata (kepala pemerintahan) dengan gelar Prabhu Satmata, dan sebagai Pandita (pemimpin umat Islam) dengan gelar Tetunggul Khalifatul Mukminin.
Situs Giri Kedaton
Diantara bangunan Giri Kedaton yang tersisa adalah undakan dan trap-trapan pada puncak bukit, yang susunan batu batanya masih terlihat tersusun rapi.
Bangunan baru yang didirikan di tengah Situs Giri Kedaton sepertinya merupakan bangunan yang dibuat setengah hati. Keberadaan bangunan ini menurut hemat saya justru merusak bukan hanya pemandangan di Situs Giri Kedaton, namun juga bobot sejarah situs ini.
Situs Giri Kedaton
Dua lubang berbentuk persegi dengan undakan menurun yang diduga merupakan tempat untuk berwudu. Kedua lubang ini berada di sisi kiri Situs Giri Kedaton.
Para santri Giri Kedaton selain berasal dari Jawa konon juga berasal dari Madura, Banjarmasin, Ternate, Tidore, Bima, Hitu (Filipina), dan daerah lainnya di Nusantara.
Situs Giri Kedaton
Sisi kiri Situs Giri Kedaton dengan susunan bata yang menyerupai benteng.
Sunan Giri wafat pada 1428 Saka (1506 M), dan digantikan oleh Sunan Dalem (1505 – 1545 M), Pangeran Sidomargi (1545 – 1548), Sunan Prapen (1548 – 1605), Panembahan Kawis Guwa (1605 – 1616 M), Panembahan Agung (1616 – 1636 M), dan Panembahan Witana.
Giri Kedaton mengalami puncak kejayaan pada masa Sunan Prapen, dimana Giri memiliki kekuatan dan kewibawaan politik yang besar. Adalah Sunan Prapen yang dikabarkan melantik Sultan Hadiwijaya, Raja Pajang, dan raja-raja Islam lainnya di Nusantara.
Ia menjadi penengah pada pertemuan Sultan Hadiwijaya dengan para adipati Jawa Timur pada 1568, yang membuat para adipati mengakui kekuasaan Pajang sebagai kelanjutan Kesultanan Demak.
Ketika para adipati Jawa Timur menolak kekuasaan Panembahan Senopati, Raja Mataram yang menghancurkan Pajang, Sunan Prapen kembali menjadi penengah peperangan antara Panembahan Senopati dengan Jayalengkara, adipati Surabaya, pada 1588.
Situs Giri Kedaton
Struktur seperti kaki candi di salah satu teras di Situs Giri Kedaton. Saat ini telah ditemukan lima teras atau undakan di Situs Giri Kedaton, yang semakin ke atas semakin mengecil ukurannya. Struktur ini sama dengan struktur bangunan punden berundak dari masa prasejarah yang juga digunakan pada bangunan candi Hindu dan Buddha di Nusantara.
Hubungan Giri dan Mataram memburuk ketika Giri Kedaton berada di bawah Kawis Guwa, dan Mataram di bawah Sultan Agung yang menginginkan agar Giri tunduk pada kekuasaan Mataram. Giri menolak.
Sultan Agung kemudian mengutus iparnya, Pangeran Pekik, putera Jayalengkara dari Surabaya, untuk menyerbu Giri. Giri dikalahkan. Kawis Guwa yang memimpin Giri di bawah kekuasaan Mataram tidak lagi bergelar Sunan, namun Panembahan.
Situs Giri Kedaton
Beberapa makam tua yang berada di Situs Giri Kedaton, diantaranya adalah Makam Mpu Supo, pembuat Keris Kala Munyeng milik Sunan Giri. Beberapa makam tua lainnya masih belum diketahui identitas pemiliknya.
Runtuhnya Giri Kedaton tidak lepas dari peristiwa terjadinya pemberontakan Trunojoyo, yang dilatarbelakangi ketidaksenangan kerabat dan para ulama atas Sunan Amangkurat I, pengganti Sultan Agung, yang berkomplot dengan VOC dan memerintah dengan bengis dan sewenang-wenang.
Selain mendapat dukungan dari Karaeng Galesong, yaitu pemimpin para pelarian pengikut Sultan Hasanuddin yang dikalahkan VOC dan Arung Palakka, Trunojoyo juga mendapat dukungan Panembahan Maswitana, atau Panembahan Giri, yang tidak menyukai Amangkurat I. Hal ini karena 6000 ulama dibunuh oleh Amangkurat I atas tuduhan menyebarkan isu ketidakpuasan rakyat terhadap sang raja. Mataram dikalahkan Trunojoyo, Amangkurat I lari dari keraton dan meninggal dalam pelarian.
Situs Giri Kedaton
Cungkup di teras lereng barat dimana terdapat makam Raden Supeno, putera Sunan Giri.
Keinginan Amangkurat II untuk kembali merebut tahta Mataram, digunakan VOC untuk menaklukkan Jawa. Perjanjian Jepara (September 1677) menyebutkan bahwa Amangkurat II harus menyerahkan pesisir Utara Jawa ke VOC jika VOC membantu Amangkurat II memenangkan perang melawan Trunojoyo.
Setelah terkepung, Trunojoyo menyerah di lereng Gunung Kelud pada 27 Desember 1679 kepada Kapitan Jonker, dan dihukum mati pada 2 Januari 1680 oleh Amangkurat II. Pada April 1680 serangan besar-besaran terhadap Giri dilancarkan pasukan Amangkurat II yang didukung VOC. Panembahan Giri pun ditangkap dan dihukum mati dengan dicambuk.
Situs Giri Kedaton
Pemandangan dari puncak Situs Giri Kedaton ke arah teras yang paling bawah dengan latar belakang rumah-rumah penduduk di lereng dan dasar perbukitan.
Banyak hal telah dilakukan untuk melakukan perbaikan dan konservasi Situs Giri Kedaton ini oleh pihak terkait untuk bisa sampai pada keadaannya saat ini. Namun masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya lagi. Membangun masa lalu kadang memang sama pentingnya dengan membangun hari ini dan masa depan.

Situs Giri Kedaton

Dusun Kedaton, Desa Sidomukti,
Kecamatan Kebomas, Gresik
GPS situs: -7.1727353, 112.6330161
GPS gang: -7.17307, 112.63407
Terkait Situs Giri Kedaton
Tempat Wisata di Gresik, Hotel di Gresik, Peta Wisata Gresik, Kuliner di Gresik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar