Jumat, 31 Mei 2013

fathimah binti maimun. penyebar islam pertama digresik


Kompleks makam ini terletak di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Leran terletak sekitar 8 kilometer sebelah Barat kota Gresik, sebuah lokasi yang cukup mudah untuk dijangkau. Peninggalan yang sampai saat ini dikenal sebagai kompleks makam Panjang terdiri dari makam-makam, bangunan, dan tembok keliling. Pola halaman pada kompleks makam Leran tersusun ke belakang dengan sisi belakang dianggap paling sakral. Bangunan induk berupa cungkup terbuat dari bahan batu putih merupakan makam tokoh sentral, yaitu Siti Fatimah binti Maimun, berangka tahun 1082 M sebagaimana terpahat dalam batu nisannya. Di dalam cungkup juga terdapat makam tokoh lain yang sampai sekarang masih belum diketahui identitasnya.
Cungkup makam Siti Fatimah binti Maimun ini memiliki nilai arsitektur yang sangat tinggi. Bagian kaki dan badan bangunan dihias dengan pelipit-pelipit persegi dan atap berbentuk limas, dindingnya tebal, dengan ruangan yang sempit. Batu bata putih digunakan sebagai bahan tembok mengelilingi cungkup. Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa Siti Fatimah binti Maimun memiliki kedudukan yang penting pada zamannya.
Nisan makamnya dihiasi dengan pahatan kaligrafi bergaya kufi ini selain memberikan petunjuk nama tokoh dan tahun meninggalnya, juga berisi bacaan basmallah, Al Quran Surat Ar Rahman ayat ke-26, Surat Ali Imran ayat ke-185, diakhiri dengan bacaan shadaqallahu wa shadaqa rasulu al Karim. Nampaknya nisan ini ada persamaannya dengan nisan yang ditemukan di Phanrang (Thailand). Seorang pemerhati sejarah purbakala bernama Moquette menyatakan bahwa batu nisan tersebut berasal dari produk yang sama yaitu Cambay, India

GRESIK Berasal dari mana nama itu?



Melacak asal-usul nama Gresik adalah hal yang sangat menarik, karena terdapat berbagai ragam pandangan. Berikut adalah beberapa pandangan yang berhubungan dengan nama Gresik:
1.      Babad Gresik menyebut nama Gresik dengan sebutan “Gerawasi”:

 “… kacariyos lampahipun saking sabrang sami nitih bahita mentas hing gegisik. Dhekahan punika dipun nameni cara Arab: Gerawasi, artosipun gunung hana panggonanku leren.

.”…Diceritakan kepergian mereka dari seberang, dengan naik perahu, mendarat di Gegisik, pantai di kaki gunung Sahimbang. Terus berdiam (membuat dhukuh) di pantai situ. Pedhukuhan itu dinamai dengan bahasa Arab : Gerawasi, artinya tempatku istirahat.” 

2.      Prasasti Karang Bogem berangka tahun 1387 M ditemukan di Karang Bogem, masuk kawasan Bungah sekarang. Prasasti ini memuat nama Gresik dalam Bahasa Jawa kuno:

Bagian muka :
     “ … Hana ta kawulaningong saking Gresik warigaluh ahutang saketi rong laksa….”

Terjemahan dalam bahasa Indonesia :
“...Kemudian adalah seorang warga kami berasal dari Gresik, kerjanya sebagai nelayan, mempunyai utang sejumlah satu kati dua laksa (kira-kira 120.000 ?)....

2.      Bangsa Cina yang pernah mendarat di Gresik pada awal abad ke-15 M mulanya menyebut Gresik dengan nama “T’Se T’sun” artinya Gresik Kampung Kotor, beberapa tahun kemudian berubah sebutan menjadi “T’sin T’sun,” berarti Gresik Kota Baru.
 De Chinezen kwamen er reeds voor 1400 A.D. en noemeden het T’se-T’sun over de afleiding van deze weining verheffenden naam-de letterlijke beteekenis is kakhuisdorp. Rouffaer, KITLV, 7e volgreeks, V 1906, blz. 178.”
Artinya :
Kedatangan orang-orang Cina sudah terjadi sebelum tahun 1400 M dan menyebut nama T’se-T’sun. Tentang asal-usul nama yang menarik ini arti harfiahnya ialah perkampungan kumuh, dapat dibaca keterangan Rouffaer dalam KITLV, seri lanjutan ke-7, V 1906, halaman 178.”

4. Gresik juga pernah dikenal dengan nama Tandes. Nama Tandes dalam kesusastraan Jawa memang dipakai untuk menyebut Gresik sebagai istilah pengganti. (Tim Penyusun, 2003 : 23). Tandes untuk menyebut nama Gresik juga dapat dibaca pada inskripsi yang terdapat dalam komplek makam para bupati Gresik terdahulu. Nama ini terukir pada sebuah batu berbentuk lingga, di depan makam Tumenggung Poesponegoro. Inskripsi itu ditulis dalam bahasa Jawa Madya berbunyi :
Puniko wewangun hing Kanjeng Tumenggung Poesponegoro hing negri Tandes, hisakala sami adirasa tunggal masaluhu tanggala titi.”
Artinya :
Ini adalah bangunan persembahan Kanjeng Tumenggung Poesponegoro di negeri Tandes (Candrasengkala memet yang berarti tahun Saka 1617), Tuhan Allah Yang Maha Tinggi.”
3.      Bangsa Portugis ketika pertama kali mendarat di Gresik tahun 1513 M menyebutnya dengan ucapan “AGACE.”
4.      Bangsa Belanda menyebut Gresik dengan nama “GRISSEE.”
5.      Dalam Serat Centini, sebuah karya sastra yang terbit pada pertengahan pertama abad ke-19 M menyebut Gresik dengan nama “GIRI- ISA.”
6.      Menurut Banun Mansur, Gresik dalam Bahasa Arab berasal dari kata “QARR-SYAIK,” berarti Tancapkan sesuatu. Kalimat ini terucap ketika seorang nahkoda kapal memerintahkan pada anak buahnya untuk menancapkan  jangkar sebagai tanda kapal telah berlabuh.
7.      Menurut Solihin Salam asal nama Gresik adalah “GIRI-ISA,” atau “GIRI –NATA,” berati Raja Bukit. Hal ini untuk menyebut penguasa Giri.
8.      J.A.B. Wisselius dalam bukunya yang berjudul “Historisch Onderzoek naar Gestelijke en Wereldelijke Suprematie van Grissee op Midden Oost Java Gedurende 16e en 17e Eew,” mengatakan bahwa Gresik sebelumnya bernama “Gerwarase”. Nama ini terkenal hingga tahun 1720 M.
9.      Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java berpendapat bahwa sebutan Gresik berasal dari kata “GIRI-GISIK,”berarti tanah di tepi laut (pesisir). Giri-Gisik kemudian berubah menjadi Giri-Sik, akhirnya menjadi Gresik.
10.  Di Gresik juga pernah dikenal sebuah nama tempat bernama Jaratan (Jortan). Nama ini secara historis melekat pada peta buatan pelayar Belanda pada awal abad XVII M. Nama ini dianggap sebagai salah satu dari dua buah pelabuhan yang ada di Gresik, lokasinya berada di muara Bengawan Solo Lawas, tepatnya di Desa Mengare. Para musafir Belanda berkali-kali menyebut nama Jaratan (Jortan) untuk menyebut sebuah kota pelabuhan Gresik. (H.J. de Graaf, 1985 : 172).

BEGROUND PANGGUNG FAREWELL PARTY PG/TK TADIKA PURI GRESIK


COVER DEPAN MAJALAH NUJABA' wahana kreativitas minat dan bakat siswa SMP NU ! Gresik


FOTO GRESIK TEMPOE SAIKIE, HASIL KARYA SISWA SMP NU 1 GRESIK
























SELAMAT DAN SUKSES ANAK DIDIKKU DI SMP NU 1 GRESIK. Telah meraih juara 1 Lomba Mading Jurnalistik tingkat kabupaten Gresik. tanggal, 19 Mei 2013.







Jumat, 22 Februari 2013

Foto-foto Presiden Soekarno yang Langka, Liat yuk?

Galery Foto Soekarno

>Koleksi Foto The Founding Father Soekarno, semoga kita semakin dekat dan cinta pada negara indonesia. Ir. Soekarno (lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – wafat di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 - 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Dan ada 17 koleksi Foto yang dapat dinikmati.. here this :


President Sukarno Saying Goodbye to His Daughters
Surrounded by citizens of Jakarta, President Sukarno kisses his youngest daughter, Sukmawati, goodbye while his other daughters, Rachmawati (center) and Megawati (left), wait their turn. The Indonesian President was leaving for a three-week vacation in Tokyo.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: November 19, 1962


Indonesian President Achmad Sukarno Calming down Protesters Original caption:
Indonesian President Achmad Sukarno, shown here speaking to a crowd in September of 1950, was reported trying to calm thousands of angry demonstrators near the presidential palace in Jakarta, October17. An artilery battery was brought into position outside the palace as president Sukarno talked to the crowd which had formed to demand the dissolution of Parliament and general elections. Pres. Sukarno told the throng that he did not want to become a dictator and that he would arrange for elections as soon as possible.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: October 17, 1952

President Sukarno Addressing May Day Rally
Original caption: 5/7/1965-Djakarta, Indonesia- President Sukarno of Indonesia addresses a mass May Day rally in the Sports Hall Building. Sukarno announced his decision not to attend a peace conference with Malaysian Prime Minister Rahman in Tokyo. The announcement was viewed as a victory for Indonesia's powerful Communist Party. Posters above the silent crowd stress the unity of the working classes in their struggle to overcome "imperialism."
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: May 7, 1965

Leaders of the Non-Aligned Nations Original caption: 
9/29/60-Yugoslavia- 5 top neutralist countries called upon Pres. Dwight Eisenhower & Premier Nikita Khrushcev to resume their personal diplomacy with a face to face conference. The move resulted from a "neutralist summit conference" late sept. 29. Shown here at the end of the conference are (L to R) PM Pandit Jawaharlal Nehru of India, Pres. Kwame Nkrumah of Ghana, Pres. Gamal Abdel Nasser of United Arab Rep., Pres. Sukarno of Indonesia, & Pres. Tito of Yugoslavia.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: September 29, 1960


Sukarno Inspects Troops President Sukarno, the first leader of Indonesia after it became a republic in 1945, inspects his troops.
Image: © Hulton-Deutsch Collection/CORBIS
Date Photographed: October 1965

Portrait of Ellsworth Bunker, Howard P. Jones and President Sukarno Original caption: U.S. Special Envoy Ellsworth Bunker, right, and Ambassador Howard P. Jones, center, chatting with Indonesian President Sukarno April 6, 1965, at the Presidential Palace in Djakarta. The Americans met with Indonesian officials in efforts to stop the "decline" of U.S. Indonesian relations.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: April 6, 1965


Indonesian President Sukarno
Indonesian President Sukarno was taken prisoner by Dutch troops in an attempt to retain control of Indonesia.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: ca. 1945-1949

Richard Nixon Speaking with Achmed Sukarno
Original caption: 
Visiting president chats with "veep." Washington, D.C.: President Achmed Sukarno of Indonesia, currently on an 18 day official visit to the United States, is shown (left) chatting with Vice President Richard Nixon shortly before a capitol luncheon given in his honor by Mr. Nixon yesterday. The visiting chief of state also addressed a joint session of Congress yesterday, an honor accorded only to leaders of key nations.
Image: © Bettmann/CORBIS
Photographer: Al Muto
Date Photographed: May 18, 1956


Prime Minister Kishi Nobusuke and President Sukarno
Japanese Prime Minister Kishi Nobusuke (L) greets Indonesian President Sukarno during a state visit in Tokyo, Japan.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: 1958

Sukarno Achmed Speaking at Podium
Original caption: President Sukarno of Indonesia is shown here delivering his speech to the United Nations.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: October 2, 1960


Marilyn Monroe Standing with President Sukarno Original caption: 
Indonesia's President Sukarno is shown chatting with actress Marilyn Monroe during a party given by Mr. and Mrs. Joshua Logan at a Beverly Hills Hotel last Tuesday night. The party was given in honor of Logan's brother-in-law, Marshall Noble, who is traveling with the 62 members of the Indonesian visiting group. Sukarno had expressed a desire to meet Miss Monroe, who he said is one of the favorite actresses in his country.
Image: © Bettmann/CORBIS
Photographer: George Snow
Date Photographed: June 1956

Kennedy and Johnson with Indonesia's Sukarno 1961
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: April 25, 1961

Prime Minister Kishi Nobusuke and President Sukarno
Japanese Prime Minister Kishi Nobusuke (L) greets Indonesian President Sukarno during a state visit in Tokyo, Japan.

Indonesian President Achmad Sukarno
President of Indonesia, Achmad Sukarno, in 1949.
Image: © Hulton-Deutsch Collection/CORBIS
Photographer: Bert Hardy
Date Photographed: April 1949

Indonesian President Achmad Sukarno
Achmad Sukarno, President of Indonesia and Hafi Salim (maksudnya Haji Agus Salim kali yak?), Socialist Foreign Minister, in 1949.
Image: © Hulton-Deutsch Collection/CORBIS
Photographer: Bert Hardy
Date Photographed: April 1949


Boy Riding in Bumper Car -- (ngga taunya si Guntur aka Mas Tok) Original caption:
Glen Echo, Maryland: son Of Visiting President Samples American Fun. Mohammed Guntur, 12-year-old son of visiting Indonesian President Achmed Sukarno, is shown having fun at the wheel of a "Dodgem" car at the Glen Echo Amusement Park. The boy was taken to the park by Mrs. Richard Nixon, wife of the Vice President, and her daughters, Julie and Patricia.

Chou En-lai and Sukarno Ride in Boat Original caption:
7/6/1965-Cairo, Egypt- Cruising up the Nile River, Communist China's Premier Chou En-Lai (l) looks at the sights while his companion, President Sukarno of Indonesia checks the time. Both men were in Egypt awaiting the opening of the Afro-Asian Conference, which was to be held in Algiers. Chou stayed on in the Egyptian capital after the conference was postponed.
Image: © Bettmann/CORBISDate Photographed: July 6, 1965

GALERY:










 













Jenazah Bung Karno