Kamis, 17 Januari 2013

CINTA SEJATI


Manusia wajib mencintai Allah, Rasulnya dan mencintai segala hal yang disenangi oleh Allah dan Rasul-nya, serta mencintai para wali-nya dan ahlu tha'at.
Bila cinta itu benar , pasti akan nampak pengaruhnya pada anggota tubuh. Anda akan melihat seseorang yang benar-benar mentaati Allah dan mengikuti Rasul-Nya shalallau 'alaihi wasallam maka ia akan beribadah dengan betul kepada Allah, merasa nikmat dan bersegera mengerjakan segala sesuatu yang disenangi Allah, baik berupa perkataan ataupun perbuatan. Dan anda akan melihatnya bersikap hati-hati agar tidak bernuat maksiat dan segera menjauhi apabila bertemu maksiat dan segera menjauhinya (bila bertemu kemaksiatan). Bahkan ia akan membenci dan marah terhadap orang yang berbuat maksiat.

Dan tanda kesempurnaan tauhid seseorang ada dalam perasaan Cinta karena Allah dan benci karena Allah melihat karena Allah, menahan (tidak memberi) karena Allah dan Allah sebagai satu-satunya Illah yang berhak disembah.
Siapa yang mengaku cinta kepada Allah dan tidak merasa seirama dengan-Nya itu adalah tidak benar. Allah mensyaratkan alamat(tanda) cinta kepada Allah adalah mengikuti (ittiba) kepada nabi Muhammad shalallau 'alaihi wasallam, sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya: Katakanlah (Muhammad) jika kamu sekalian mencintaai Allah, maka ikutilah aku niscaya Allah akan cinta kepadamu dan akan mengampuni dosa-dosa kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.(Ali Imran: 31).

Tanda cinta seorang hamba kepada Allah adalah:

1). Al-Qashdu (Tujuan), yaitu menjadikan tujuan hidup hanya untuk Allah.

2). At-Ta'dzim (Mengagungkan) Allah. Sebagaimana dalam firman-Nya Dan orang-orang yang beriman lebih besar dintanya kepada Allah. (Al-Baqarah: 165).

3). Al-Khauf dan Raja' (Takut dan Berharap) hanya kepada Allah. Abu Laits As-Samargandi mengatakan khauf kepada Allah akan nampak pada tujuh anggota badan seseorang ;
a. Lisan, ia akan berpuasa dari ucapan dusta, ghibah, dan ucapan yang sia-sia, ia akan mengunakan untuk berzikir, membaca Al-Qur'an dan belajar ilmu

b. Perutnya, ia tidak akan berani untuk mengisinya dengan barang-barang haram atau cara-cara haram

c. Matanya tidak akan memandang yang haram, tidak mau melihatnya karena ingin memiliki, melainkan untuk mengambil pelajaran dari padanya (begitu pula dengan telinganya)

d. Tanganya, ia tidak akan mengulurkan tangan untuk menjamah apa-apa yang bukan haknya.

e.Kedua kakinya, tidak akan berani melangkah untuk bermaksiat kepada penciptanya.

f. Hatinya, ia akan mengusir rasa benci , hasud dan dendam dari padanya, yang dia rawat hanyalah rasa kasih sayang, dan cinta kepada kebenaran.

g. Ketaatan, ia akan selalu berjuang untuk menjadikan ikhlas karena Allah

4). At-Taqwa

Yaitu takut kepada kemungkaran Allah ta'ala dan siksaan-Nya dengan meninggalkan syirik dan berbuat maksiat, mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah semata dan mentaati seluruh apa yang telah Allah syariatkan.

Apabila di dalam hati ada mahabbah (cinta) kepada Allah tentu akan membawa seorang mukmin menerima beban dari kecintaan ini dan konsekuensi ibadah, diantaranya jihad melawan musuh Allah, membenci dan meninggalkan musuh Allah dan bersabar dalam derita di jalan Allah.

Orang-orang yang melaksanakan perintah Allah, mereka inilah yang dicintai dan dibela Allah serta yang menjadi walinya. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dengan berbaris seakan-akan merupakan bangunan yang tersusun. (As-Shaf: 4)

Diantara lawazim (tuntutan) cinta kepada Allah itu ittiba' (mengikuti) Rasulullah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: Ittiba' sunnah Rasulullah dan ittiba' syari'atnya dalam bathin dan dzahir merupakan kewajiban yang kedudukannya dibawah cinta kepada Allah. Sedangkan jihad dijalan-Nya, wala' (loyalitas) kepada para wali-Nya dan bara' (dibaca barok;artinya memusuhi atau membenci) terhadap musuh-musuh-Nya merupakan hakekat cinta kepada-Nya.

Adapun kewajiban umat terhadap Nabi Muhammad shalallau 'alaihi wasallam adalah:

1). Beriman kepada Nabi shalallau 'alaihi wasallam.

Allah memerintahkan beriman kepada Nabi shalallau 'alaihi wasallam sebagaimana memerintahkan beriman kepada-Nya, malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya, hari akhir, taqdir-Nya dan Allah menyertakan pula dosa dan azab bagi siapa-siapa yang mengingkari. Allah ta'ala berfirman yang artiya:
Wahai oraang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kitab-kitab –Nya yang diturunkan kepada rasul-Nya dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan siapa yang ingkar(kafir) kepada Allah, Malaikat-malaikat dan Rasul-Nya dan hari Akhir maka sesat dalam dalam kesesatan yang jauh. (An-Nisa:136).

Anjuran untuk beriman kepada Rasul shalallau 'alaihi wasallam terdapat pula pada surat Al-Hadid ayat 28, At-Thaghabun ayat 8 , Al-A'raf ayat 158 dan dalam ayat-ayat yang senada lainnya.

2). Mentaati Rasulullah shalallau 'alaihi wasallam dan tidak bermaksiat kepadanya.

Ketaatan kepada beliau merupakan tanda iman kepada-Nya, dengan taat kepada beliau berarti taat terhadap segala apa yang telah di sampaikan Allah ta'ala. Perintah Allah untuk taat kepada Rasul dalam Al-Qur'an banyak sekali didapati diantaranya adalah firman Allah ta'ala yang artinya :

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Al-Qur'an dan taatilah Rasul-(Nya) dan ulil amri diantara kamu.(An-Nisa'':59)

Dan firman-Nya yang artinya:
Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada rasul(Nya) dan berhati-hatilah jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul kami, hanyalah menyampaikan (amanat) dengan terang.(Al-Maidah:92).

Dan dalam surat lain seperti pada surat An-Nur ayat 54, Al-Hasyr ayat 7, An-Nur ayat 56, Al-Ahzab ayat 71.

Dan dalam hadist shahih dari Abu Hurairah Radiyallahu''anhu, Rasulullah shalallau 'alaihi wasallam bersabda yang artinya: Siapa yang mentaati saya berarti dia mentaati Allah dan siapa yang durhaka kepada kepada saya berarti dia durhaka kepada Allah.(Hadist Bukhari No.7137).

Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radiyallahu' anhu, bersabda Rasulullah shalallau 'alaihi wasallam yang artinya :
Semua manusia akan masuk surga kecuali siapa yang enggan itu, Rasulullah menjawab,siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang durhaka kepadaku itulah yang enggan. (Shahih Bukhari no.7280).

Ittiba'(mengikuti) dan mencontoh sunah Nabi shalallau 'alaihi wasallam , maka Allah menjanjikan hidayah dan maghfirah kepada orang yang ittiba dan mencontoh sunnahnya, hal ini merupakan tanda cinta terhadap Allah ta'ala yang artinya Dan ikutlah dia agar kamu sekalian mendapat petunjuk.(Al-A'raf 58).

Mahabbatun Nabi shalallau 'alaihi wasallam (mencintainya) yakni harus zhahir maupun bathin. Bahkan harus mendahulukan nabi yang lainnya dalam segala hal.

Dalam hadist shahih dari Anas radhiyallahu'anhu. dia berkata, bersabda Rasulullah yang artinya:Tidaklah beriman seseorang dari kamu sehingga saya dicintai daripada anaknya, orangtuanya dan manusia kesemuanya.(Bukhari no.15 dan Muslim II no.15).

3). Menghormati Nabi shalallau 'alaihi wasallam mengagungkannya dan mengutamakannya. Allah melarang mendahulukan pendapat dan pandangan dihadapan Rasulullah yang bertentangan dengan apa yang dibawa olehnya. Juga melarang mengangkat atau meninggikan suara di hadapannya tanpa alasan. Allah berfirman yang artinya:

Jangganlah kamu jadikan panggilan Rasulullah sebagai mana panggilan kamu kepada sebagian kamu yang lain.(An-Nur 63).

4). Kewajiban bertahkim kepada Nabi shalallau ''alaihi wasallam dan rela terhadap hukumnya serta tidak melawan.

Sebagaimana firman Allah :
Maka jika kamu berselisih pada satu perkara, kembalikanlah kepada Allah dan Rasulullah.(An-Nisa:59).

5). Tidak berlebih-lebihan dan menggurangi hak Rasul shalallau ''alaihi wasallam

Allah berfirman yang artinya :Katakanlah, Maha suci tuhanku, bukanlah saya hanyalah seorang manusia yang diutus. (Al-Isra'' 93).

Demikianlah gambaran cinta yang hakiki, yaitu cinta yang akan membuahkan hasil kenikmatan yang sempurna, kenikmatan bertemu dengan kekasih sejati di alam akhirat, alam kehidupan yang penuh arti. Semoga diri kita termasuk orang yang memiliki cinta sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar